Jejak-Jejak Jumbo
KiPerPon
: Kisah Perjalanan Ponirin
Edisi
: SHD
“Jejak – Jejak Jumbo”
Sebuah
catatan perjalanan
“peno
balik kapan..?” tanyaku
“sik..durung
pasti nek ora kemis yo jumat..” jawabnya
“jumat
ae ya..tak cuti ben iso bareng peno”
Sebaris
dua baris chat dengan mas Harry Budi Wijaya alias Ko Hari alias Ko Jumbo alias
Bakoel Wedang di siang itu menjadi jejak awal kisah ini.
Yuppzz..Ko
Jumbo segera akan mengakhiri tugasnya di
Jakarta, ini kali kedua dia bertugas agak lama di Jakarta. Karena pada saat
tugas terdahulu aku belum sempat turing ngetan bersama,maka inilah saatnya.
As u know,
kalo short trip sih kami sering
melakukannya,naik dari timur ke Jakarta juga sudah kelakon bareng naik bis gaul
Agra Mas BM055, justru yang long trip
bareng ke timur aku belum pernah melakukannya. Dulu sih pernah beriringan
dengan bus RAYA,namun beda kasta eh beda bus,aku naik supertop,dia naik executive.
Dan
akhirnya, sengaja aku datang ke kotamu..haiiss malah nyanyi..sengaja aku cuti
di hari Jumat,demi bisa long trip ke
timur bareng Ko Jumbo sekalian kepo ngapain aja saja dia kalo perjalanan jauh.
Sebuah
bus Gunung Harta SHD , tiba-tiba diajukan sebagai target utama. Seri H
Executive Jurusan Bogor-Ponorogo yang baru akan di launching perdana ini belum
banyak yang tau. Kebetulan Gunung Harta SHD jurusan Bogor-Surabaya-Malang sudah
pernah dinaikin mas Edhi dan mas Adit, dan menurut ko Jumbo ongkos pulang akan
lebih hemat jika naik yang jurusan Ponorogo,toh sama-sama Mercedes Benz O500R
bukan?
Minggu
siang 31 Januari 2016, aku meluncur ke agen Gunung Harta Pasar Rebo,belum
pernah kesana sih,tapi lokasinya tak jauh dari tem-teman Primajasa.
Tiba
di sana langsung ke loket, pesen jurusan Ponorogo Executive untuk 2 orang
“Ponorogo
adanya VIP mas..” kata mbaknya
Loh
belum tau ya ada executive,maklum hari ini jalan perdana dari Madiun
“seri
H mbak..” kataku
Trus
mbaknya nelpon entah kemana,baru tau dia ada jurusan Ponorogo Executive Class.
“seat
3A-B ya mas..totalnya 440ribu ..” katanya
“ok..saya
bayar 300ribu dulu”
Cekreek..
foto tiket langsung aku kirim via chat dengan Ko Jumbo,namun dia berkata kalo
kemungkinan setelah Imlek kembali lagi ke Jakarta,artinya belum akan bawa
barang banyak.
tiket
Satu
hari sebelum keberangkatan, ternyata ada teman kami di BisMania Community yang
kemungkinan besar akan satu bus dengan kami,yaitu om Rully yang akan mudik ke
Ponorogo naik Gunung Harta..wah kejutan aja deh,gak usah ngasih tau dulu hehehe..
5 Februari 2016
Dan
hari Jumat pagi aku menikmati cuti,malah mati gaya pagi-pagi gak ada kerjaan.
Setelah kelar packing aku tiduran sebentar.
Jam
11.30 aku meninggalkan kos sekitar jalan Panjang menuju Pasar Rebo,ogah naik
Tran Jakarta karena kudu muter-muter,mending naik bus Merak-Kampung Rambutan
sepuluh ribu perak.
“pon
udah sampe mana..?” tanya Ko Jumbo via chat
“hoaamm..tangi
turu koh..jam piro iki..?” jawabku iseng
Langsung
dia misuh-misuh karena kami janjian jam 11 udah start dari tempat
masing-masing,padahal saat itu aku udah di dalam bus Armada Jaya Perkasa seat
2-2 AC.
Sekali-kali
ngerjain temen lah biar seru hihihi...
Waktu
menunjukkan jam 12 siang..
“numpak
gojek ae..”
Rupanya
dia khawatir aku gak nguber waktu ,karena penumpang Gunung Harta seri H wajib
kumpul di pool jam 13.30
Jam
13.20 aku sudah tiba di Kampung Rambutan,lanjut naik ojek ke agen Gunung Harta
“Pon..nangdi
we..”
“macet
nang Semanggi nih,gak bisa turun nyari ojek” , padahal aku sudah otewe ojek ke
agen Gunung Harta hihihi...
“buruan
napa seh..” jawabnya rada P4N1C hihihi..
Baru
setelah aku menampakkan muka di agen, Ko Jumbo cengengesan..
“Pon,bosku
mendadak nelpon,aku suruh balik Surabaya dulu,ini aku bawa koper gede ..”
OoooOOohh..ternyata
bener dia jadi di embargo balik Jawa Timur ..
Memang
bener ini dari awal aku kasi judul Jejak-Jejak Jumbo,anggap saja aku ini
nginthil apa yang akan dikerjakan Ko Jumbo sehari semalam ini,dan cerita dia
mendadak diembargo cukup menarik ternyata hahaha...la wong ora siap mulih ..
suasana pool Pasar Rebo
“ayo
golek Sinar Garut sik” ajaknya
Memang
dia ngidam es Sinar Garut, es campur bikinan orang Garut yang dijual di Jakarta
membuatnya ketagihan dan kuliner ini belum sempat dia cicipi lagi sedjak dia
tiba di Jakarta sampe siang ini menjelang pulang ke Jawa Timur. Sampean yang
sering hunting lampu dim di sekitar sini pasti paham mana ada es Sinar Garut di
sekitar Pasar Rebo,kalo bus jurusan Garut sih banyak yang lewat..
Dan
sia-sialah kami mencari Sinar Garut siang itu.
Kami
pun akhirnya menikmati es kelapa muda saja di depan agen,sembari membungkus batagor untuk bekal perjalanan. Sementara om
Rully dan keluarganya belum nampak di agen.
Mendekati jam 2 siang ,kami duduk duduk di
agen..dan Om Rully njedul,kagetlah beliau karena kami ada di situ.
“seat
nomer berapa..?”
“3C-D
“ jawabnya
“wah
jejer Rull...”
Memang
sih arek-arek BisMania Community ada di mana-mana,apalagi kalo hari Jumat tidak
jarang ketemu di perjalanan,ndilalah om Rully satu deret denganku meski kami
tak janjian dulu.
“Rull,
Imlek tahun kapan bareng sama lu,besoknya rumah gw kebanjiran,sekarang hampir
Imlek bareng lagi..” kata Ko Jumbo.
Ternyata
hadir juga di situ bro Enda Darata juga om Wisnu Wibowo, jadilah kopdar
kecil-kecilan di agen,ditambah lagi om Wandoyo yang mau ke Malang,karena waktu
mepet beliau janjian nanti ketemu di RM Tamansari.
Oh
ya tentang RM Tamansari Cipali,aku belum pernah mampir,dan kali ini saatnya
menikmati menu makan dan suasana di sana.
Jam
14.35 datanglah yang ditunggu, Gunung Harta SHD Mercedes Benz O500R, dengan
bodi Adiputro,mirip sama Agra Mas BM055 tempo hari yang aku naikin,namun Gunung
Harta ini meniadakan sekat antara pengemudi dengan penumpang dan dilengkapi
smoking area single seat di belakang.
Dan
karena kami bukan penumpang biasane ,foto-foto dulu dengan busnya.
kopdar mini dadakan
Juga
baru tau,bagasi SHD ini muat mengangkut sepeda motor,kebetulan ada penumpang
membawa motor dimasukkan bagasi bawah,pada bis ‘model konvensional’ ,kalo
angkut motor harus dinaikin di kabin dan diikat ke kursi, namun apakah di SHD
ini tetap harus mengkosongkan bensin,aku gak tahu,logikanya sih ya tangki
bensin harus kosong,meminimalisir resiko.
Hampir
jam 3 sore bus diberangkatkan. Jalan mulai padat menjelang simpang Cikunir.
Lalu exit tol Bekasi Timur, nah di sekitar sini pasti banyak yang hunting bus,tiap kali ada ‘maniak’ yang
motret pake kamera kami berdua dadah-dadah hihihii..
Di
agen Bulak Kapal beberapa penumpang naik,sebentar saja di sini lalu masuk tol
kembali.
agen Bulak Kapal
Dan
Ko Jumbo mulai lapar,diambillah snack servisan dari Gunung Harta,masih kurang
kemudian dibukanya roti pemberian om Rully.. *kata Ko Jumbo sih kalo om Rully
naik bismalam suka bawa roti banyak banget,dan terbukti nih,sampe penumpang
sebelah juga dibagiin ..matur nuwun om..
snack
di rest area KM 19,berhenti nyolar dulu..
Menjelang
gerbang tol Cikopo,hujan mulai turun, turun terus hujannya sampe masuk rest
area dimana tempat tersebut terdapat Rumah Makan Tamansari (duh tertib banget
bahasanya).. wah becek-becek’an nih..
Kru
memberitahukan penumpang,bahwa bus akan beristirahat dan penumpang dipersilahkan
menikmati servis makan.
Muter
sebentar nyari tempat parkir,di sini sudah rame bus malam parkir, Harapan
Jaya,Maju Lancar,Tunggal Dara,Gunung Harta wes pokoknya keramaian Tamansari
pantura sudah pindah kesini.
Aku
dan Ko Jumbo menuju bangunan utama RM Tamansari..arsitekturnya lumayan buat ukuran
penumpang bus malam..setelah tolah-toleh akhirnya ketemu juga meja saji untuk
penumpang bus Gunung Harta..dan di ujung terdapat ayam goreng tanpa
penjaga,kelar ambil nasi sama temannya mau ambil ayam..Aku tau Ko Jumbo mau
ambil ayam 2 potong atau lebih,pas dia sampe depan tempat ayam
disajikan,datanglah petugas...Aaaarrghhh... gagal deh ambil ayam 2 potong
“asssyyeeemmm...”
katanya
“hahaha..telat
koe Koh..”
Menu
servis makan RM Taman Sari ini standar saja,dan rasanya pun biasa saja, dengan
bihun,dan ayam goreng ukuran sedang serta segelas teh hangat. Dan menu
sayur+bihun+ayam goreng ini banyak disajikan untuk penumpang bus malam dari
berbagai rumah makan,kalo dibilang bosen sih iya,kebetulan aku makannya tak
terlalu banyak juga sih,beda dengan partner turing koalisi kali ini,secara
‘ukuran tangki’ juga beda hahahaha...
menu standar ajah..
Kami
ambil posisi tidak terlalu ke pinggir,yang penting cukuplah view ke jalan tol
dan beberapa busmalam yang telah diberangkatkan pun terlihat jelas,salah
satunya adalah Maju Lancar seri W yang belum sempat aku kencani kali kedua.
Menu
pertama selesai,aku sambung dengan batagor..lah kenyang binggo gara-gara
batagor ini.Sementara Ko Jumbo hanya makan sedikit batagor,sisanya buat nanti
malam di perjalanan.Nah terbukti memang dia lebih boros solarnya hahaha...
suasana RM Taman Sari Cipali
Selesai
makan nyamperin om Rully dan keluarganya,yang juga sudah selesai makan.
Setelah
dari toilet aku kembali ke dalam bus karena sudah ada panggilan kembali untuk
diberangkatkan.
Kebetulan
saat itu gerimis makin ‘rengket’ , juga parkiran yang penuh bis,gagal deh motret
view RM Taman Sari Cipali ini..
Bus
kembali dijalankan. Hari sudah beranjak dari senja menuju malam,sementara
gerimis berubah menjadi hujan deras,sesekali terdengar guntur dari langit.
Namun gak usah khawatir kedinginan,karena di bus ini tersedia selimut,cukuplah
untuk menghangatkan badan dari semburan AC,kalo masih kurang hangat ya peluk
aja penumpang sebelahmu hahahaaha sori bukan itu maksudnya,kalo masih kedinginan
ya besok lagi ga usah naik bus pake AC hahhaha...
Dan seperti biasa kalo turing bareng Ko Jumbo,gojek kere selalu jadi menu standar...yah semacam gajul-gajulan di atas bis hihihii...
Masuk
tol Palikanci hujan tambah deras.
Meski
tak leluasa memandang ke depan karena aku di baris ketiga,tapi kalo dipaksain
masih bisa lihat jalan di depan,berbeda dengan AGRA Mas SHD BM055 dengan model
yang sama,lebih susah melihat ke depan walau di hotseat karena ada sekat antara pengemudi dengan penumpang.
Sebelum
keluar tol aku sudah tidur..
Bangun
lagi sudah di wilayah Brebes..
Masih
di belakang Gunung Harta SHD jurusan Surabaya-Malang
Melintas
kota Tegal masih beriringan dengan kembarannya.
Terkantuk-kantuk
terbuai air suspension bawaan O500R ..
dan bawaan driver yang halus tapi
tidak pelan kayak keong, kalo soal speed,
masih kencengan ini dikit deh ketimbang AGRA Mas SHD BM055 (KiPerPon : Berburu
AGRA Mas SHD),meski juga tidak sekencang bis Cirebonan ataupun Muriaan.,ga
masalah karena saya suka karakter begini yang klenyer-klenyer,kalo mau ngebut
sono tuh ikut F1 ..hihihihi...
ZZzz..tidur
Hari
hampir berganti saat masuk RM Sari Rasa, tengah malam gini rame juga,waktunya
bis malam arah Jawa Timur berdatangan. Aku turun,membangunkan Ko Hari yang
masih terkantuk-kantuk. Beli kopi
secangkir,yang jual lumayan cakep,tapi walau cakep jangan coba-coba beli tanpa
bayar yah,kasian mbaknya ntar nombok gak bisa beli make up..wkwkw..
Dan
kini hari sudah berganti Sabtu 6 Februari 2016
istirahat di RM Sari Rasa Gringsing
Lewat
tengah malam, Gunung Harta diberangkatkan kembali,waktu sekitar jam 00.15
Tak
lama aku pun melanjutkan tidur,perjalanan masih jauh, memang aku membeli tiket
jurusan Ponorogo seharga 220ribu perak, namun tergantung situasi apakah akan
turun di terminal Tirtonadi Solo ataukah di Madiun,masih belum pasti.
Masuk
tol Krapyak,hanya melirik sebentar,masih terlalu pagi di sini. Gunung Harta jos
tol langsung menuju Bawen kemudian lanjut ke Salatiga.
Jam
02.30 sudah tiba di Kartosuro,beberapa penumpang turun dekat bundaran tugu
Kartosuro.
Terlihat
sepeda motor yang di bagasi juga diturunkan di sini,malahada juga penumpang
bertujuan Jogja yang mau oper bis bumelan dari sini.
“jam
nanggung koh..” kataku kepada Ko Hari.
Memang
kalo jam 02.30 tiba di Jogja masih jam 04 -04.30 , namun untuk melanjutkan ke
timur juga nanggung juga karena bakal baliknya ke barat kesiangan...piye jal...
Akhirnya
aku pilih bablas ke timur entah sampai Madiun atau enggak.
Masuk
terminal Tirtonadi belum jam 3 pagi,bablas ngetan...tidur lagi..
Menjelang
Ngawi,ko Hari mulai kasak-kusuk, dia akan oper EKA saja,melanjutkan ke
Mojoagung.
“nek
ana EKA nang DUTA aku tak mudhun..” katanya
“peno
mudhun Ngawi Lama ae,mbalik Solo..” sambungnya
Wah
la piye ki..bikin cerita Jejak-Jejak Jumbo malah kehilangan jejak hahaha...
Dan
bener,Ko Hari pamitan mau turun di DUTA kulon,mau lanjut naik EKA,koper sudah
bergeser maju,dan sudah siap turun.
“Pak,aku
mudhun DUTA..” katanya kepada kru..
Oke
deh sampai jumpa next trip..sementara
Om Rully masih bobo nyenyak,kalo beliau sih masih jauh,turun Ponorogo.
Eh
ndilalah di DUTA kulon tak ada EKA yang beristirahat...Dan Ko Hari batal turun
“gak
ono EKA..mudhun Madiun ae lah..” katanya
Berdasarkan
pertimbangan hari Senin adalah hari libur Imlek dan ini tanggal muda,maka aku
tidak bisa mengantar hingga tujuan akhir Ko
Hari, maklum kalo long weekend
atau weekend tanggal muda,bis dari
Surabaya tujuan Jogja pasti full seat,dari
sono udah royokan..
“Aku
mudhun Ngawi Lama ae Koh..” kataku..
Dan
tak sampai 15 menit aku berpamitan kepada Ko Hari dan Om Rully
Hujan
baru saja reda menyisakan jejak air di aspal saat aku turun di (terminal) Ngawi Lama, waktu menunjukkan
pukul 05.10
Gunung
Harta SHD langsung belok kanan meninggalkan kenangan cerita Jejak-Jejak Jumbo..
Sekumpulan
ojek dan tukang becak menghampiriku..
“ojek
mas..”
“becak
mas..”
“Mboten
Pak, badhe teng Solo..” jawabku sopan
“Wooooo...kebablasan
toooo...???? “ teriak mereka
Hihihi...biarin
aja dikira ketiduran apa kebabalasan,la wong sengaja turun sini balik Solo
lagi.
pagi di Ngawi lama
Aku
menyeberang jalan menunggu bus ATB atau Patas ke Jogja,berharap Sugeng Rahayu
Patas bisa membawaku kembali ke Solo lanjut Jogja.
Namun
EKA lah yang pertama datang tak berhenti...
Kemudian
MIRA ATB datang,aku cuekin..
Limabelas
menit jelang pukul 6 pagi,muncullah Sumber Selamat ATB,aku naik..
Saat
diatas..alamak...la kok malah upacara... huuuhhh...
Bener
juga dugaanku, fullseat dari wetan,
kenikmatan seat Aldilla ber-air
suspensionlangsung anti klimaks..
Ternyata
‘penderitaan’ ku tak lama, setelah RM DUTA aku berhasil mengeksekusi 1 tempat
duduk..
Tidur
pun dilanjutkan...
Bla..bla...
Tiba
di Jogja jam 10 siang..matahari sudah terik...
Aku
masih menunggu operan Tran Jogja jalur 2B di halte Ngabean
“aku
wes sampe omah” sebuah pesan dari Ko Jumbo
Loh
malah duluan dia sampe omah...hahahaha
Jelang
jam 11 siang aku sudah sampe rumah..
Usai
sudah Jejak-Jejak Jumbo kali ini..
Puas
rasanya setelah rasa ‘kepo’ terjawab..
Jejak-Jejak
Jumbo.. kalo ada waktu pas lagi boleh deh dibikin sekuelnya...
-sekian-
Gunung Harta seri H executive class : Bogor-Jakarta (Pasar Rebo)- Ponorogo
tarif jurusan Jawa Tengah : Rp 200.000,-
tarif jurusan Jawa Timur : Rp 220.000,-
(include snack+servis makan 1x)
Salam,
Ponirin Hendi
SHD yg blm kesampaian,,,tester GH dptnya GH110 jb2setra 1626 jatah malang..hiks...
BalasHapuskeren keren bis nya
BalasHapus