Sejenak Bersama RX KING 2001
RX
King..
Buat
para pemuda yang beranjak dewasa di era 1980 hingga pertengahan era 2000,tentu
mengenal baik sosok motor ini.
Kalo
di era 80-90an memang motor ini terkenal dengan sebutan motor jambret,karena
tarikannya yang spontan dan kencang untuk ukuran jaman itu.
Sebutlah
lawannya yang seangkatan, Suzuki TRS 125cc 2T,Honda GL Pro 145cc 4T,dan Binter
AR 125cc, sepertinya bukanlah pilihan yang tepat untuk menjambret hahaha...
Di kota
Jogja sendiri, RX King sebetulnya nyaris punah sejak era motor 150cc 2tak
bermunculan,sebutlah kala itu Suzuki RGR,dilanjutkan kejutan Honda NSR,dan yang
terakhir varian Kawasaki Ninja 150 plus Honda Tiger 2000 sebagai satu-satunya
pemain 200cc 4tak kala itu,ikut memudarkan pamor kesangaran dan kegagahan RX
King di mata cewek-cewek...
Loh
kok cewek-cewek sih..??
La
iya,soalnya pernah suatu masa saat JokTeng masih sekolah SMA, melihat biker
yang pake RX King meski tampang pas-pasan tapi bisa dapat boncengan cewek
ayu-ayu..duh ngenes..JokTeng yang lebih ganteng aja kalah saing karena hanya
dimodalin Honda SuperCub 700 hahahajuurr...
Yang
jelas selain jadi andalan para jambret,RX King juga piawai menjambret hati
wanita...huuuaaasyuuuu....
dulu,gampang buat menjambret hati wanita
Oke
balik lagi ke RX King, meski sempat pudar ditelan masa,dan populasinya di
ibukota semakin menyusut gara-gara isu motor 2tak tak boleh melintas di jalanan
ibukota,dan harga pasarannya terjun bebas,namun ternyata di wilayah Jawa Tengah
bagian selatan dan sebagian Jawa Timur selatan agak ke barat (hayah susah
banget nyebutnya), RX King justru makin dicari.
Populasinya
di kota Jogja sendiri bak jamur di musim hujan, mendadak banyak banget RX King
berkeliaran di kota ini.
Tren
pun berlangsung,klub-klub RX King bermunculan,dan kondisi ini didukung oleh
persediaan spareparts yang masih
cukup banyak. Dari parts ori sampe KW melimpah,bahkan head model belimbing
punya’e Yamaha YZ lawas yang plug n play diaplikasi di RX King pun masih ada
yang jual...gendeng to..??
Otak
bisnis JokTeng pun berjalan, cari info di bengkel langganan,berapa kisaran
biaya untuk merestorasi RX King? Dijawab kira-kira 1 juta..
Melihat
harga pasaran RX King di kota Jogja yang merangkak naik,harga bahan keluaran
1992 aja bisa nembus 5 juta kala
itu,kondisi bahan loh,artinya panel-panel ya seadanya,kondisi ya seadanya.
Sedangkan
di Jakarta,keluaran 2001 masih bisa didapatkan kisaran 6jutaan.
Nah...saatnya
hunting RX King seken nih,buat dijual di Jogja...golekke bathi..hihihi..
Koran
Pos Kota Sabtu pun dibeli,jaman itu OLX belum ada,masih bernama Toko Bagus,itu
pun belum tenar.
Akhirnya
satu iklan baris menarik perhatian, dijual RXKING 2001 komplit siapjalan
..dst..
Meluncurlah
JokTeng ke seputar Pancoran,melihat barang dagangan..
Singkat
cerita deal harga, 6,4 juta dari harga pembukaan 6,7juta
RX
King 2001 warna ijo,kini jadi milik JokTeng.
Pekerjaan
restorasi dimulai, bengkel dekat kos didhawuh buat membereskan kelistrikan dan
lampu-lampu. Seminggu beres.Ongkosnya hanya 120ribu perak.
Akhirnya
turing perdana dengan motor 2 tak pun dimulai, Jakarta-Jogja siap kuarungi
dengan RX King sendirian saja.
Sesuatu
yang gak pernah terpikirkan sebelumnya,punya RX King dagangan,dan akan kuajak
turing melintasi pantura...wooooww kenthiirr...
Dan jam
sepuluh malam JokTeng mulai meninggalkan ibukota...wreeenggg...suara knalpot
bedahan membelah jalanan.
Tiba
di pantura,coba berlari,tapi kok kayak kopling selip,dan gak ada suara ‘ngookk..’
Lepas
Cirebon,sebelum masuk Kanci, istirahat dulu di SPBU,isi oli samping dulu..
Lanjut
menuju Jawa Tengah, Prupuk-Bumiayu asal gas aja,meski napasnya megap-megap dan
sepertinya memang kampas kopling habis,belum lagi panel spidometer bergetar
semua hahaha..semoga gak mogok di tengah hutan...
Pokoknya
RX King ini harus kutaklukkan sampe Jogja.
Akhirnya
siang hari kisaran jam 2 siang, JokTeng finish masuk rumah, langsung masukin
garasi.
Sorenya,
ibunda melihat motor ini..
“Heh..ngopo
koe tuku motor tukang koyok ngene...” komentarnya
Duh...RX
King disebut motor tukang...hahahahammpuuunnnn....
Restorasi
pun dimulai kembali..pelan-pelan saja..
RX
King ijo ini saat JokTeng beli ,sudah menggunakan headlamp trapesium seperti RX
KING 2003,meski sebetulnya bawaannya adalah model kotak seperti RX KING di
bawah tahun 2001. Dan juga tangki warna ijo sudah pudar,gak enak dilihat.
Jadi
headlamp harus dibalikin
orisinil,jadi model kotak
Hunting
headlamp kotak,di Kebon Jeruk 3 Kota bolak balik kesana ga ada hasil, di Yamaha
DDS Cempaka Putih kosong. Sama hasilnya kala mencari tangki warna ijo,susah
banget.
Saat
pulang ke Jogja,iseng-iseng main ke Poen Motor yang letaknya di seberang kali
Winongo alias beda 1 blok aja dari rumah JokTeng, ee la kok ndilalahnya di situ
ada tangki RX King warna ijo, seharga 375ribu,dan barangnya ada,alias new old
stock !!.. langsung deh aku bayarin bawa pulang.
Sedangkan
headlamp kotak didapat di Yamaha Sumber Baru Motor Pingit, itupun katanya
tinggal satu unit dan yang jaga konter malah eyel-eyelan sama temanku yang
bantu nyariin,katanya model 2001 itu sudah headlamp trapesium,namun begitu
ditunjukkan fotonya, langsung terdiam hihihi...
Maaf
,mungkin Anda hidup di beda jaman mas,taunya cuma motor matik aja hahahaha..
Headlamp
kotak ini unik, bohlamnya segeda gaban,gak kayak bohlam halogen yang mungil
atau bohlam biasa.
Jadi
intinya muter-muter Jakarta hunting headlamp
kotak sama tangki ijo,dapatnya malah dekat rumah di Jogja...asiikk kan...
headlamp kotak,sudah mulai susah dicari
Oke headlamp kotak dan tangki baru warna
ijo sudah dapat. Selanjutnya mencari lampu sein krom,dan klakson,serta tempat tools kit yang berada diatas lampu
belakang, dapatlah semuanya di klithikan dan di toko Poen Motor Jogja.
toolbox..biasanya malah dibuang pemiliknya
Sementara
stiker tangki,didapat di tukang stiker langganan di dekat pasar Palmerah
Jakarta
Lanjut
lagi,ganti sarangan knalpot dengan yang standar,masih ada di bengkel
Yamaha,kini suaranya halus...wrung..wrung...
Sementara
sarung jok motif BRIDE juga dicopot,ganti sarung jok yang mirip bawaannya di
tukang jok Gondomanan Jogja.
Oke,dirakit dan jreeng.. restorasi pun 80%mendekati aslinya,hanya swing arm yang dikrom oleh pemilik sebelumnya yang tidak aku ganti.
Kemudian,mesin
dirapikan,kerak di piston dibersihkan,kampas kopling diganti,totalan gak sampe
500ribu kok.
RX
King versi 2001 ini sebetulnya sudah memakai YCLS alias Yamaha Computerized
Lubrication System,alias kebutuhan
oli samping sudah diatur sedemikian rupa menurut rpm mesin,sistem ini menggunakan
listrik,jadi kelistrikan harus beres,sudah dicoba pada Yamaha RXZ kalo gak
salah versi 1997 yang pake stang jepit,namun ternyata banyak keluhan oli
samping terlalu miskin,jadi efeknya banyak ring seher dan sehernya yang
kena,dan di RX King milik JokTeng ini pun YCLS sudah dilepas oleh pemilik
sebelumnya,dibuat seperti RX King versi 2000 ke bawah,tanpa YCLS,namun masih
ada pompa oli sampingnya.
Sambil
merapikan,JokTeng memproses mutasi,dari plat B menjadi plat AB Kota, kira-kira
habis 800an ribu.
Nah
sudah rapi, lalu diiklankan..
Nah
tahap ini yang harus sabar..
Yang
minat sama RX King hasil restorasi JokTeng ini buanyaakk... tapi mereka ‘gak
punya peluru’
Tau
kan maksudnya..
JokTeng
buka harga 8,5juta saja.. yang datang Cuma bawa peluru 5ribuan,mentok ya
7ribuan hihihi...adooohh...
Yang
datang pun silih berganti...
Dari
pemuda berambut cepak..
Pemuda
tatoan...
Pemuda
pake tindik di kuping...
Pokoknya
yang minat sama RX King itu tipe orangnya kok gitu-gitu aja,heran deh..
Padahal
kalo JokTeng lagi pake RX King ini,tampilannya rapi, pake jaket,sepatu, celana
kain,plus spion kiri kanan ori,gak perlulah jaket kulit,atau tampang wajah di
buat seram....wes ora njamannn...hahahaha..
Akhirnya
setelah berbulan-bulan nongkrong di Toko Bagus,tepatnya lebih setahun soalnya sudah 1x perpanjangan STNK, si
RX King ini laku.
Yang
beli bukan pemuda berambut cepak,bukan pemuda bertato,bukan pemuda bertindik,yang
pelurunya kurang banyak,tapi seorang mahasiswa asal Kalimantan, dia sudah
hampir lulus,dan katanya di Kalimantan sono nyaris gak ada RX King, harga pun
sepakat 8,1 juta
Akhirnya
RX King satu-satunya (dan mungkin yang terakhir) milik JokTeng pun berpindah
tangan.
Kalo
dibilang untung apa rugi ya jelas untunglah...la wong ikut “GaMaWaTi” alias
Gabungan Makelar Waton Bathi jeeeh mosok jual rugi..wwkwkw..guyon Dab..
Tapi
bukan nominal yang penting,tapi seni merestorasi motor dengan kondisi ‘mendekati
kehancuran’ menjadi motor yang kembali maskulin nan gagah dan membuat pemilik
yang baru ‘nggumuni’.. itulah kepuasan
batin yang tak bisa dinilai.
sold out...wes payu Dab..
-sekian-
Komentar
Posting Komentar